Rabu, 05 Desember 2012

Puisi


Puisi Cinta Monyet

Ceritaku tak jauh beda dengan remaja lainnya
Galau,
Menghadang saat malam menjelang
Gengsian,
Tak ingin memulai percakapan sebelum dia yang memulai
Tapi saat BB yang dari tadi di genggam tak kunjung berdering
Pikiran melayang mencoba menangkap sosoknya

                Senyum malu-malu saat bertemu di lorong sekolah
                Aku jadi salah tingkah
                Hei, barusan dia menyebut namaku
                Ku jawab salamnya
                Tanpa sadar aku menggaruk-garuk kepala yang sama sekali tak gatal

Getaran yang kurasa ketika bertemu mata
Ya, ini cinta
Mmmm, ini terlalu mudah
Tidak, aku belum ingin rasa ini

                Saat ku tanya apa yang terjadi
                Dia hanya tertwa kecil
                Begitu juga dirimu
                Aku pun tak tau

Biarlah ini menjadi kenangan tak terlupakan
Saat-saat indah di masa SMA ku
Dan diary merah bergambar hati
Yang menjadi saksi perjalanan cinta

Jumat, 16 November 2012

Hai guys :D
Oke, pada tulisan kedua gue, gue akan membahas kota kelahiran gue nan ramah dan sejuk amboooyyyy :D
Seperti yang gue buat di tulisan pertama gue, gue sekolah di Bukittinggi, dan 16 tahun yang lalu, gue di lahiran di kota ini :D Hahahaha :D
Sebelumnya, gue akan kasih tau sedikit tentang sejarah kota ini. Dari beberapa artikel yang telah gue baca, gue dapat menyimpulkan sejarah kota Bukittinggi ini nih:

Kota Bukittinggi mulai berdiri seiring dengan kedatangan Belanda yang kemudian mendirikan kubu pertahanan pada tahun 1825[6] pada masa Perang Padri di salah satu bukit yang terdapat dalam kota ini. Tempat ini dikenal sebagai benteng Fort de Kock, sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Kemudian pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah Stadsgemeente (kota),[7] dan juga berfungsi sebagai ibu kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud Agam.[8]
Pada masa pendudukan Jepang, Kota Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand. Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kenpeitai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji.[9] Kemudian kota ini berganti nama dari Stadsgemeente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti Sianok Anam Suku, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba dan Bukit Batabuah. Sekarang nagari-nagari tersebut masuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bukittinggi dipilih menjadi ibu kota provinsi Sumatera, dengan gubernurnya Mr. Teuku Muhammad Hasan.[10] Kemudian Bukittinggi juga ditetapkan sebagai wilayah pemerintahan kota berdasarkan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan, ketika pada tanggal 19 Desember 1948 kota ini ditunjuk sebagai ibu kota negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Di kemudian hari, peristiwa ini ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006.[11][12]
Selanjutnya Kota Bukittinggi menjadi Kota Besar berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota besar dalam lingkungan daerah provinsi Sumatera Tengah masa itu,[13] yang meliputi wilayah provinsi Sumatera Barat, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau sekarang.
Dalam rangka perluasan wilayah kota, pada tahun 1999 pemerintah menerbitkan PP Nomor 84 Tahun 1999 yang isinya menggabungkan nagari-nagari di sekitar Bukittinggi ke dalam wilayah kota. Nagari-nagari tersebut yaitu Cingkariang, Gaduik, Sianok Anam Suku, Guguak Tabek Sarojo, Ampang Gadang, Ladang Laweh, Pakan Sinayan, Kubang Putiah, Pasia, Kapau, Batu Taba, dan Koto Gadang.[14] Namun sebagian masyarakat di 12 nagari tersebut menolak untuk bergabung dengan Bukittinggi, sehingga peraturan tersebut hingga saat ini belum dapat dilaksanakan.[15]


Oh iya,sebelumnya pasti teman-teman mengetahui bahwa kota gue adalah Kota Wisata dan pastinya teman-teman pasti tau kalau icon kota Bukittinggi ini adalah Jam Gadang.

 Nggakjauh dari jam gadang loe bisa pergi ke Kebun Binatang satu-satunya di kota Bukittinggi ini yang bernama Kinan Tanzu.


Selanjutnya tempat wisata dikota gue yaitu Lubang Jepang dan Ngarai Sianok.





Di tempat gue ini terkenal juga dengan nasi kapau.
  Sekian dulu tentang kota kelahiran gue ini,mungkin di tulisan gue selanjutnya gue akan membahas lebih dalam mengenai kota gue tercinta ini.

Jumat, 09 November 2012

About Me

Hi....
My name is Syarifa Amalia and you can call me Rifa or Syarifa.
I live in Setia Budi No.16 C Bukittinggi,Sumatera Barat.
I am a student of SMAN 1 Bukittinggi.
I am a person who like Kyuhyun Super Junior
;)